Seorang suami yang memahami istrinya dan menghormati keinginannya adalah anugerah. Namun, suami yang tetap tenang dan mengangguk
untuk segala sesuatu bukanlah suami idaman setiap wanita. Di sini ada
beberapa tanda pria yang dikuasai istri. Dari sini Anda dapat
mengidentifikasi apakah Anda telah menguasai suami atau tidak. Simak
selengkapnya seperti yang dilansir magforwoman (15/3).
1. Menyetujui semua ucapan pasangan
Sikap suami yang tidak setuju dengan segala ucapan atu permintaan istri tentu tidak baik. Demikian pula sebaliknya. Menyetujui setiap keinginannya bukanlah hal yang baik baik. Jika suami atau pacar mengatakan ya untuk setiap permintaan Anda, tidak peduli apakah dia akan nyaman dengan keputusan tersebut, maka pria ini masuk dalam kategori pria yang dikuasai istri.
2. Mundur dari keinginannya
Apakah Anda merasa bahwa suami atau pacar jarang untuk melakukan apa yang dia inginkan? Apakah pasangan Anda tidak pernah bisa memberitahu Anda secara terbuka bahwa ia telah memutuskan untuk melakukan hal tertentu sesuai dengan keinginannya? Jika ia tidak pernah mencoba untuk berdebat atau mempertahankan keinginan dan kebutuhan, tak salah lagi, pria semacam ini telah dikuasai pria.
3. Pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab wanita
Pria yang tidak mengambil keputusan dalam situasi apapun pasti dikuasai istri. Mereka meninggalkan semua tanggung jawab untuk istri-istri mereka dan hanya bisa menuruti permintaan istri dengan pasrah. Jika terpaksa berdebat, pihak pria pasti selalu kalah.
4. Jarang mengeluarkan pendapat
Ini adalah salah satu tanda yang paling umum. Si istri akan terus berbicara mengenai pendapatnya, sedangkan pria akan mengangguk dan terdiam. Biasanya pria tersebut tidak berani mengeluarkan pendapat meskipun sudah diminta.
5. Tetap jauh dari rumah
Seorang suami yang lebih lama menghabiskan waktu di luar rumah secara tidak langsung menunjukkan bahwa ia sedang ditekan istrinya. Dia mungkin lelah untuk menuruti semua permintaan wanita. Jalan keluar satu-satunya adalah memutuskan untuk menjauh. Selain itu pria yang ditekan tidak ingin terlibat dalam dengan urusan keluarga.
Jika Anda mengalami hal seperti di atas, sebaiknya segera diselesaikan dengan pasangan demi terciptanya hubungan pernikahan yang harmonis, tanpa rasa tertekan.
(merdeka/16/3/13)
1. Menyetujui semua ucapan pasangan
Sikap suami yang tidak setuju dengan segala ucapan atu permintaan istri tentu tidak baik. Demikian pula sebaliknya. Menyetujui setiap keinginannya bukanlah hal yang baik baik. Jika suami atau pacar mengatakan ya untuk setiap permintaan Anda, tidak peduli apakah dia akan nyaman dengan keputusan tersebut, maka pria ini masuk dalam kategori pria yang dikuasai istri.
2. Mundur dari keinginannya
Apakah Anda merasa bahwa suami atau pacar jarang untuk melakukan apa yang dia inginkan? Apakah pasangan Anda tidak pernah bisa memberitahu Anda secara terbuka bahwa ia telah memutuskan untuk melakukan hal tertentu sesuai dengan keinginannya? Jika ia tidak pernah mencoba untuk berdebat atau mempertahankan keinginan dan kebutuhan, tak salah lagi, pria semacam ini telah dikuasai pria.
3. Pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab wanita
Pria yang tidak mengambil keputusan dalam situasi apapun pasti dikuasai istri. Mereka meninggalkan semua tanggung jawab untuk istri-istri mereka dan hanya bisa menuruti permintaan istri dengan pasrah. Jika terpaksa berdebat, pihak pria pasti selalu kalah.
4. Jarang mengeluarkan pendapat
Ini adalah salah satu tanda yang paling umum. Si istri akan terus berbicara mengenai pendapatnya, sedangkan pria akan mengangguk dan terdiam. Biasanya pria tersebut tidak berani mengeluarkan pendapat meskipun sudah diminta.
5. Tetap jauh dari rumah
Seorang suami yang lebih lama menghabiskan waktu di luar rumah secara tidak langsung menunjukkan bahwa ia sedang ditekan istrinya. Dia mungkin lelah untuk menuruti semua permintaan wanita. Jalan keluar satu-satunya adalah memutuskan untuk menjauh. Selain itu pria yang ditekan tidak ingin terlibat dalam dengan urusan keluarga.
Jika Anda mengalami hal seperti di atas, sebaiknya segera diselesaikan dengan pasangan demi terciptanya hubungan pernikahan yang harmonis, tanpa rasa tertekan.
(merdeka/16/3/13)