Follow my blog with Bloglovin

How to Prepare Perfect Sushi Rice

How to Prepare Perfect Sushi Rice. 

Prep the Sushi Rice
perpect sushi rice

And the first ingredient is of course sushi rice. A special medium-grain rice, it's beautifully pearlescent. We're going to need 2 cups of that. Very important we're going to rinse that in a strainer very well for a few minutes, and then we're going to let that drain and dry for 1 hour.

Cook the Sushi Rice

After an hour pour, the rice in a heavy bottomed pot with a lid, and add 2 1/4 cups water. Bring that to a simmer and set you timer for 10 minutes. So we're going to cook that covered for 10 minutes on low heat.

Mix the Rice Vinegar

While we're waiting I'm going to get the rice vinegar ready. I have 1/4 cup of seasoned rice vinegar. You can make your own by using a 1/4 cup of regular rice vinegar, 1 1/2 tbsp of sugar, and 1 tsp of salt. Mix it until it dissolves.

Cool the Sushi Rice

So when the timer rings, turn off the heat and let it sit covered for 10 minutes. All right we're going to need something to fan the rice with. I just use this folder. After the 10 minutes pour it on a tray and drizzle over the rice vinegar a few teaspoons at a time. We're going to use 4 tablespoons all together. 

Using the tip of a fork, we're going to fan and fluff, and fan and fluff so all the grains kind of dry and cool. They should be sticky, but separate. I'm going to drizzle over the rest of the rice vinegar. The fanning also gives the grains a cool shine, and a perfect texture if done correctly.

Sushi Rice Texture

Once that's been fanned and cooled, it's ready to work with. Now here's the key to how you know you have perfect sushi rice. You can form it into any shape you want, but when you go to bite into it, it just collapses. 

So you want it to hold a shape for when you are making something like a California roll like I have here. You want it to hold together so you can eat it, pick it up with chopsticks, but when you bite into it you want it to just crumble, so it has that nice light airy texture. 

And that it! Sushi rice - so easy to make. By the way, sushi is the name of the rice preparation. Sushi is not raw fish. Raw fish is what you put on sushi. I'm glad we got that cleared up. I hope you give this a try. Roll some sushi, and enjoy. 

Thanks for watching. To learn more, visit About.com.

How to Make Katsuo Dashi

How to Make Katsuo Dashi. To make katsuo dashi, you will need:
  • 2 oz. Katsuo Bushi (Dried Bonito Flakes)
  • 4-1/4 cups water
This recipe makes 4 cups of broth.

Make the Katsuo Dashi
Katsuo Dashi

Let's make katsuo dashi. Bring 4-1/4 cups of water to a boil. Turn off the heat. Add bonito flakes at once. Wait for about 3 minutes, let the bonito flakes sink to the bottom of the pot and strain.

When you strain the dashi, use cheese cloth, triple-layered, or use double layers of paper towels and strain.

Tips for Using the Katsuo Dashi

Katsuo dashi is smokey and a little bit fishy. It's great to use for a dipping sauce for soba, or udon noodles. It is also used to cook clear soup, noodle soup, egg custard, rice.

You can also use katsuo dashi to make nimono. Nimono is a Japanese stew, typically using root vegetables and beef, chicken, or anything you like, seasoned with soy sauce, sake, mirin, and a little bit of sugar. Of course, dashi is most important.

Thanks for watching. To learn more about Japanese cooking, please visit About.com.

Manfaat Bunga Melati Putih

Manfaat Bunga Melati Putih. Bunga melati putih mempunyai banyak manfaat, di antaranya untuk mengatasi kelebihan ASI, sakit mata, demam, sakit kepala, aromateharpy, sesak napas. Selain itu, bunga melati segar juga bermanfaat untuk rangkaian bunga, dan sebagai bahan baku untuk industri seperti pewangi teh, dan sebagai bahan baku minyak atsiri.
melati putih
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Suyanti, S. Prabawati, dan Sjaifullah, dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Litbang Pertanian,  terhadap bunga melati putih dari Tegal, Jawa Tengah, menunjukkan bunga yang dipanen pada tingkat ketuaan M-2 (dua hari sebelum bunga mekar) berwarna putih kekuningan, tidak harum, dan tidak dapat mekar. Tingkat ketuaan panen M-1 (satu hari sebelum bunga mekar) ukuran kuntum bunga telah optimal, berwarna putih, dapat mekar, dan berbau harum.

Manfaat Beras Hitam

Manfaat Beras Hitam. Beras hitam yang disebut forbidden rice (beras terlarang) mengandung pigmen paling baik, berbeda dengan beras putih atau beras warna lainnya. Pada beras hitam, aleuron dan endospermia memproduksi antosianin(antioksidan polifenol dan termasuk senyawa antioksidan flavanoid). Menurut penelitian para ahli gizi dan kesehatan, beras hitam mempunyai khasiat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit, memperbaiki kerusakan sel hati (hepatitis dan chirrosis), membersihkan kolesterol dalam darah, memperlambat penuaan (antiaging), mencegah kanker/tumor dan penyakit degeneratif, mencegah anemia dan gangguan fungsi ginjal, mencegah penyakit saluran pencernaan, dan sembelit, menyehatkan jantung, cocok untuk diet, dan mengandung Vit. B12 (kobalamin) yang berperan penting dalam perkembangan otak dan sistem syaraf, serta pembentukan darah.
sumber https://www.facebook.com/photo.php?fbid=619064628117694&set=a.473333576024134.115063.473322142691944&type=1&theater
beras hitam

Pengertian Kayu Gubal,Teras Dan Lingkaran Tahun

Pengertian Kayu Gubal,Teras Dan Lingkaran Tahun. Pengertian Kayu Gubal,Teras Dan Lingkaran Tahun sebagai berikut:

Kayu gubal adalah bagian tepi atau pinggir dari kayu.
Kayu teras adalah bagian tengah atau inti kayu

Lingkaran tahun adalah pertanda yang menandakan umur dari sebuah pohon atau sebut saja kayu karena lingkaran tahun pada dasarnya memang hanya bisa dilihat ketika pohon sudah ditebang atau berbentuk kayu.

 

Mengenal Jenis Pohon Keruing atau Dipterocarpus

Mengenal Jenis Keruing atau Dipterocarpus. 

Dipterocarpus borneensis Sloot (Keruing daun halus).
Merupakan pohon besar, tinggi mencapai 40 m, diameter 75 cm. Batang berlentisel, mengandung damar berwarna gelap, berbanir, tinggi ± 1,5 m, lebar ± 2 m. Kulit luar tebal, warna abu-abu atau coklat, beralur, mengelupas besar-besar, kulit hidup tebal sampai 10 mm, warna kuning, coklat muda atau kemerah-merahan. Daun
bentuk jorong atau bulat telur terbalik, panjang 6  10 cm, lebar 4  6,5 cm, ujung
meluncip pendek, permukaan bawah helai daun berbulu keputihan, jumlah urat
daun sekunder 7  8 pasang atau 10 pasang. Tangkai daun panjang 1,5  2 cm,
berbulu halus.
Daerah penyebarannya di Sumatera, Kep. Lingga, Kalimantan.                 Banyak tumbuh
dalam hutan primer dan dalam hutan belukar tua, pada dataran rendah sampai
berbukit-bukit, pada ketinggian 3  200 m dpl.
Dipterocarpus caudiferus Merr (Keruing andri).
Ciri khas adalah ujung daun meluncip agak panjang. Pohon besar, tinggi 45 m, setinggi 1,5  2 m. Kulit luar berwarna abu-abu kecoklatan, mengelupas besar-besar, kulit hidup berwarna coklat muda atau abu-
abu atau kuning. Damar berwarna kuning atau putih. Daun bentuk jorong yang
memanjang, panjang 12  17 cm, lebat 7  9 cm, ujung daun lancip menyerupai
ekor dengan panjang 3,5  4,5 cm, urat sekunder berjumlah 10  18 pasang pinggir
daun agak bergelombang. Tangkai daun panjang ± 2 cm.
Tempat tumbuh dalam hutan primer, didarat yang tidak digenangi air, pada
ketinggian 3  100 m dpl, tumbuh berkelompok. Daerah penyebaran di Kalimantan.
Dipterocarpus cornutus Dyer (Keruing gajah).
Sifat khas dari jenis ini adalah daun besar, halus, permukaan bawah berbulu halus
seperti wool, berwarna coklat pucat kekuningan.
Habitus merupakan pohon besar, tinggi 50 cm, diameter 120 cm, berbanir kecil.
Batang lurus, kulit luar berwarna abu-abu atau coklat muda, beralur dangkal,
mengelupas tebal dan besar-besar, kulit hidup berwarna merah muda atau putih
kekuningan. Daun bulat telur terbalik atau menyerupai segi empat, panjang 20  30
cm, lebar 12, 18 cm, ujung dan pangkal daun membulat, permukaan bawah berbulu
bintang warna coklat pucat kekuningan, urat sekunder berjumlah 16  22 pasang,
melengkung dekat pinggir daun, helai daun berlipat diantara urat sekunder.
Tangkai daun panjang 5  8 cm, berwarna pucat, berbulu halus.                    Penyebaran di
Indonesia adalah Sumatera dan Kalimantan.                Hidup berkelompok, tumbuh dalam
hutan yang tidak digenangi air, ketinggian 16  150 m dpl.
Dipterocarpus costulatus Sloot (Keruing bajau).
Ciri khas dari jenis ini adalah daunnya agak kaku, helai daun melipat di antara urat-
urat daun, ujung dan pangkal daun meruncing.
Pohon besar, tinggi mencapai 50 m, diameter 100 cm, atau lebih, banir tinggi
mencapai 2 m.                  Kulit luar abu-abu kadang coklat muda, beralur atau tidak,
mengelupas kecil-kecil, kulit hidup warna merah muda atau coklat kekuningan
sampai keputihan. Daun jorong atau hampir bulat telur, panjang rata-rata 12  17
cm, lebar 1,5  8 cm. Urat sekunder berjumlah 12  14 pasang. Tangkai daun
besar, panjang 3  4,5 cm.
Tempat tumbuh Sumatera dan Kalimantan dalam hutan primer, pada ketinggian
antara 3  100 m dpl., hidup berkelompok atau berpencar.
Dipterocarpus crinitus Dyer (Keruing bulu).
Ciri khas berdaun agak kecil, bentuk bulat telur atau jorong dan berbulu kasar pada
kedua permukaan.
Pohon besar, tinggi mencapai 45 m, diameter mencapai 120 cm, berbanir, tinggi
banir sampai 3,5 m. Batang lurus, kulit luar warna abu-abu atau coklat, mengelupas
besar-besar, kulit hidup berwarna coklat muda atau abu-abu atau kuning sampai
kemerahan. Damar berwarna putih sampai kuning muda. Daun bulat telur terbalik
atau jorong, ujung meruncing atau tumpul, pangkal membulat, panjang daun 9  15
cm, lebar 5  10 cm, berbulu kasar pada kedua permukaan. Urat daun sekunder
berjumlah 12  18 pasang.                Panjang tangkai daun 2,5  3,5 cm.     Terdapat di
Sumatera dan Kalimantan, dalam hutan primer, tumbuh pada tempat yang tidak
digenangi air, dipinggir rawa ataupun pada daerah yang berbukit, ketinggian 1 
100 m dpl.
Dipterocarpus elongatus Korth (Keruing pasir).
Ciri khasnya yaitu daun warna kemerahan, urat daun sekunder agak halus, sedikit
menonjol pada permukaan bawah.
Pohon besar, tinggi sampai 48 m, diameter mencapai 120 cm, tinggi banir 2,5 m.
Batang lurus, kulit bewarna abu-abu, mengelupas besar-besar, kulit hidup warna
kuning sampai coklat tua. Damar berwarna putih. Daun bulat telur memanjang
atau jorong memanjang, panjang rata-rata 20-25 cm, lebar 8  12 cm, ujung tumpul
atau meruncing, pangkal membulat, urat sekunder berjumlah 20  25 pasang,
sejajar agak berdekatan satu dengan yang lain, helai daun berlipat diantara urat-
urat daun. Tangkai daun besar, panjang ± 3  5 cm.
Terdapat di Kalimantan Barat dan Tenggara, dalam hutan primer, pada ketinggian
antara 2  50 m dpl.
Dipterocarpus confertus V.Sl (Keruing tempurung)
Ciri khas jenis ini adalah buahnya indah, daunnya hampir bulatan. Pohon besar,
tinggi 50 m atau lebih, diameter 100 cm, banir 4 m. Batang berwarna kecoklatan
sampai merah dan kadang-kadang abu-abu. Daun berbentuk bulat telur terballik
atau hampir bulat panjang 22  30 cm, lebar 16  26 cm dan ujungnya lancip.
Tulang daun sekunder 12  16 pasang.
Buah hampir seperti segi empat panjang, mempunyai 5 sudut tajam, mempunyai
2 sayap, panjangnya 11  18 cm, dan lebar 2  4 cm.
Terdapat di Kalimantan dalam hutan primer pada ketinggian tempat 5  110 m
dpl.
Dipterocarpus grandiflorus Blanco (Keruing hijau).
Ciri khas yaitu ranting-ranting kasar, berwarna pucat, kuncup berbentuk kerucut,
tangkai daun sangat panjang ± 5  9 cm, buah bersayap.
Pohon besar, tinggi 50 m, diameter 75 cm atau lebih, banir mencapai tinggi 2 m.
Batang tegak, kulit luar berwarna abu-abu, mengelupas besar-besar, kulit hidup
berwarna putih atau kuning muda. Daun bulat telur atau ellips/jorong, panjang
15  38 cm, lebar 8  18 cm, ujung meruncing, pangkal membulat, urat sekunder
12 -–20 pasang.
Terdapat di Sumatera, Lingga, Singkep, Bangka, Kalimantan dalam hutan primer,
pada dataran rendah atau punggung bukit, ketinggian 5  300 m dpl.
Dipterocarpus kunstleri King (Keruing logan).
Ciri khas, ranting-rantingnya mempunyai semacam cincin yang lebar dan halus
seperti beludru yang terdapat dibawah bekas daun penumpu, berdaun besar.
Pohon besar, tinggi mencapai 45 m atau lebih, diameter 70 cm atau lebih,
berbanir tinggi 1  3 m. Batang berwarna abu-abu atau coklat muda, biasanya
tidak beralur, mengelupas kecil-kecil, kulit hidup berwarna kuning muda atau
coklat. Damar berwarna putih atau kuning muda. Daun bentuk bulat telur atau
jorong, panjang 15  30 cm, lebar 10  20 cm, ukuran bervariasi, agak tipis,
ujung dan pangkal membulat atau meruncing, permukaan atas daun muda
berbulu tebal mengkilap, daun kering berwarna coklat, urat sekunder berjumlah
15  20 pasang. Panjang tangkai daun 3,5  5 cm, warna coklat atau hitam.
Tumbuh dalam hutan primer, pada dataran rendah, ketinggian 5  400 m dpl,
terdapat di Sumatera dan Kalimantan.
Dipterocarpus lowii Hk.f (Keruing batu).
Ciri khas adalah ranting-rantingnya agak pipih, daun bulat telur atau hampir segi
empat panjang, buah berkerut.
Pohon, tinggi mencapai 47 m, diameter 100 cm atau lebih, berbanir setinggi 2,5
m. Batang tegak, kulit luar warna coklat keabu-abuan, mengelupas besar-besar,
kulit hidup berwarna kuning kecoklatan. Daun bervariasi dalam bentuk maupun
ukurannya, panjang ± 15  28 cm, lebar 7  13 cm, liat seperti kulit, terdapat
lipatan diantara urat sekunder berjumlah 13  26 pasang, melengkung di bagian
pinggir daun. Tangkai daun besar, warna hitam, panjang ± 2,5 cm.
Terdapat di Sumatera dan Kalimantan, dalam hutan primer atau sekunder, pada
ketinggian 5  75 m dpl, tumbuh terpencar.
Dipterocarpus retusus Bl (Keruing gunung).
Ciri khas adalah daun besar dan halus.
Pohon besar, tinggi sampai 50 m, diameter mencapai 150 cm, banir tinggi ± 1 m.
Batang tegak, kulit luar warna abu-abu kecoklatan, mengelupas tebal, kulit hidup
warna putih kekuningan.                      Daun besar, halus, berbentuk jorong dengan ujung
lancip, panjang 25  32 cm, lebar 15  20 cm, urat sekunder berjumlah 120
pasang. Tangkai daun 6  8 cm, berbulu jarang.
Terdapat di Sumatera, Jawa dan Timor, dalam hutan primer atau sekunder tua,
pada ketinggian antara 600  1100 m dpl, tumbuh terpencar.
Dipterocarpus verrucosus Foxw. Ex Sloot (Keruing gunung)
Ciri khas jenis ini adalah batang kekuningan, ranting pucat, daun kecil, buah
berkutil.
Pohon besar, tinggi sampai 45 m atau lebih, diameter 70 cm, berbanir tinggi ± 2,5
m. Batang tegak, kulit luar warna abu-abu kemerahan atau kuning kecoklatan,
mengelupas besar-besar, kulit hidup berwarna kuning muda atau kemerahan.
Damar berwarna putih atau merah muda.                      Daun bulat telur memanjang, atau
jorong, panjang 7  12 cm, lebar 3  7 cm, halus, tidak berbulu, pinggir daun
sedikit bergelombang, urat sekunder berjumlah 9  12 pasang.                       Tangkai daun
membengkok dan membengkak di ujung.
Tumbuh pada hutan primer dan sekunder tua, pada ketinggian 10  100 m dpl.,
tumbuh tersebar. Terdapat di Sumatera dan Kalimantan.
Dipterocarpus appendiculatus Scheff (Keruing minyak).
Pohon dapat mencapai tinggi lebih dari 40 m, batang bebas cabang 20  30 m
dan diameter 75 cm atau lebih. Banir tingginya 1 m.
Kulit luar batang tebalnya 2  10 mm, berwarna abu-abu kecoklatan sedikit
beralur dangkal dan mengelupas besar-besar.
Daun kecil berbentuk ellips atau hampir bulat telur, panjangnya 8  10 cm dan
lebar 4  6 cm. Jumlah tulang daun sekunder rata-rata 12 pasang dan gundul.
Panjang tangkai daun rata-rata 1,5 cm.
Bentuk buah hampir bulat, diameternya 2 cm, pinggirnya seperti bersudut 5 atau
bersayap sampai kepangkal. Buah bersayap 2 yang panjangnya 10 cm dan lebar
2,5 cm.
Tanda khas dari pohon ini daun kecil dan seolah-olah ada lipatan diantara tulang
daun sekunder.
Pohon ini banyak dijumpai di Sumatera dan Kalimantan, pada tanah kering atau
secara periodik digenangi air.