Bagi beberapa orang, nyeri dada seringkali muncul. Karena terjadi
tidak tentu dan hanya menyerang beberapa menit, nyeri dada seringkali
disepelekan. Tetapi, waspadai jika nyeri dada dirasakan lebih dari 10
menit, gangguan jantung mengintai Anda.
Nyeri yang dirasakan pada dada kiri bagi sebagian orang dirasakan
sebagai gejala masuk angin yang mudah diatasi. Tetapi bagi pemilik
riwayat jantung, nyeri tersebut sangat berbahaya jika tidak ditanggapi
serius. “Nyeri dada itu bisa jadi merupakan gejala penyakit jantung,
apalagi kalau dirasakan lebih dari 10 atau 15 menit, bahaya.” ujar Tri
Widodo, dokter umum di Jalan S. Parman, Rabu (1/8).
Penyakit jantung ditandai dengan beberapa keluhan yang seringkali
tidak disadari mempengaruhi kesehatan jantung. Karena itu, biasanya
pemilik riwayat jantung kadang terlambat diselamatkan sesaat setelah
terjadi serangan jantung.
Keluhan yang patut diwaspadai dan mendapatkan perhatian, katanya,
selain nyeri di dada yakni jantung sering berdebar-debar, cepat letih,
sesak napas, dan sering pingsan. Gejala lain yang harus diperhatikan
yaitu terasa sesak bila tidur telentang, beberapa organ tubuh membiru,
serta perut dan bagian kaki bengkak.
“Yang paling umum dan mudah diketahui ya saat ada nyeri di dada yang
sangat sangit, kadang disertai keinginan untuk muntah,” lanjut Widodo.
Sementara, area nyeri pada gangguan jantung selain bagian dada kiri
juga dirasakan di belakang tulang dada yang seringkali menjalar ke
leher. Selain itu nyeri dari dada menjalar ke bahu, menjalar ke rahang,
dari dada bawah di ulu hati, sertai di daerah punggung di antara kedua
belikat.
Adapun penanganan pertama ketika ditemui adanya nyeri di dada yakni
dengan membaringkan penderita, mengistirahatkan sampai nyeri berkurang
atau hilang, pemberian oksigen, dan segera dibawa ke dokter. Untuk
mengetahui hasil pemeriksaan medis apakah benar terjadi gangguan
jantung, perlu adanya diagnosis dini.
Jantung biasanya memiliki hubungan riwayat dengan keluarga yang
memiliki penyakit sama. Di samping itu, penyakit juga dipengaruhi faktor
gaya hidup, dan kelainan pembuluh darah. Gaya hidup yang berisiko
berkaitan dengan pola konsumsi makanan yang berlemak dengan kolesterol
tinggi.
Widodo menambahkan, faktor penyakit seperti darah tinggi, kencing
manis atau diabetes mellitus, dan obesitas juga turut menyumbang kondisi
kesehatan jantung. “Kebiasaan lain bisa karena rokok atau kurang
olahraga,” kata dia.
Untuk mengendalikan faktor risiko beberapa upaya pencegahan penyakit
jantung yang bisa dilakukan adalah memeriksa secara teratur kadar
kolesterol LDL atau kolesterol jahat, memeriksa tekanan darah secara
teratur, menerapkan pola makan yang sehat dan terapkan aktivitas sehat.
sumber
solopos