Renungan Saya Tentang Rezeki
Rezeki kita masing2 telah ditetapkan Allah dalam lauhul mahfudz bahkan sebelum kita dilahirkan ke dunia, sebagaimana ajal, amal (baik dan buruk), dan nasib (mulia atau celaka). Demikian sabda Rasulullah SAW dalam hadits muttafaq 'alaih dari Abdullah bin Mas' ud r. a.
Ada hal menarik tentang kadar rezeki seseorang ditinjau dari hadits di atas. Di suatu sore saya berbincang dengan nenek saya mengenai hal ini. Beliau yang telah melewati segala macam asam garam kehidupan, dan saya ingin berguru mengenai hal ini kepada beliau. Berdiskusi santai. Saya bertanya, apa yang bisa membuat rezeki kita di dunia menjadi bertambah, berlipat? Lebih jelasnya, bagaimana caranya supaya kita bisa hidup kaya raya di dunia? (pertanyaan yg memalukan, ya? ) Dan singkat saja penjelasan beliau. Beliau pun mengutip satu ayat dalam Al-Qur'an, yaitu surat An-Nahl ayat 97. Jawaban itu sontak membuat saya tersadar, kagum, kaget, dan merasa seperti: "Astaghfirullah, selama ini saya kemana saja.." (hayoo yang penasaran, buka Al-Qur'an nya yaa ). Itu salah satu kunci simpel meraih kekayaan di dunia, dan jelas di akhirat.
Diimbangi lagi dengan Al-Qur'an Surat Al-Qashash ayat 77. Lengkaplah sepaket kunci, pedoman agar kita bisa meraih kekayaan, kebahagiaan baik dunia dan akhirat (Sekali lagi yuuk dibuka Al-Qur'annya dan di renungi terjemahannya ).
Dan... terakhir, beliau mengatakan kepada saya, "Jika kamu amalkan perintah Allah dalam Al-Qur'an tadi, rezeki lah yang akan mengejar2 kita, bukan kita yang ngoyo2 mengejar rezeki. Kita tinggal menjemputnya saja." So simple. Diskusi pun kami tutup karena azan maghrib berkumandang, dan di temani segelas es buah yang nikmat, saya mengucap syukur atas rezeki dan ilmu yang telah Allah karuniakan kepada saya hari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar