Follow my blog with Bloglovin

Daftar Harga Kayu di Samarinda

Daftar Harga Kayu di Samarinda


Spesifikasi Barang (ukuran cm)
Satuan
Harga (Rp)
Reng Kamper 2x3x4m
batang
Rp. 00,-
Reng Meranti 2x3x4m
batang
Rp. .000,-
Reng Borneo 2x3x4m
batang
Rp. 000,-
Reng Kamper 3x4x4m
batang
Rp. .000,-
Reng Meranti 3x4x4m
batang
Rp. .000,-
Reng Borneo 3x4x4m
batang
Rp. .000,-



Kaso Kamper 4x6x4m
batang
Rp. .000,-
Kaso Meranti 4x6x4m
batang
Rp. .000,-
Kaso Borneo 4x6x4m
batang
Rp. .000,-
Kaso Kamper 5x7x4m
batang
Rp. 000,-
Kaso Meranti 5x7x4m
batang
Rp. .000,-
Kaso Borneo 5x7x4m
batang
Rp. .000,-



Galar Kamper 5x10x4m
batang
Rp. .000,-
Galar Meranti 5x10x4m
batang
Rp. .000,-
Galar Borneo 5x10x4m
batang
Rp. .000,-



Balok Kamper 6x12x4m
batang
Rp. .000,-
Balok Meranti 6x12x4m
batang
Rp. .000,-
Balok Borneo 6x12x4m
batang
Rp. .000,-
Balok Kamper 8x12x4m
batang
Rp. .000,-
Balok Meranti 8x12x4m
batang
Rp. .000,-
Balok Borneo 8x12x4m
batang
Rp. .000,-



Papan Kamper 3x20x4m
lembar
Rp. .000,-
Papan Meranti 3x20x4m
lembar
Rp. .000,-
Papan Borneo 3x20x4m
lembar
Rp. .000,-

Mengenal Kayu Ulin


Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) atau biasa di sebut sebagai kayu besi merupakan kayu terkuat dari habitat aslinya, Pulau Kalimantan. Kayu Ulin juga sebar di kawasan Asia tenggara, seperti Pulau Sumatra, Bangka, Belitung, Kalimantan, Kepulauan Sulu, Sabah, Sarawak, dan Pulau Palawan di Pilipina di awal tahun 1900-an. Namun kini, Populasi kayu ulin terancam punah. Eksploitasi besar-besaran ulin di masa lalu membuat pohon ini musnah di beberapa negara, dan menjadikannya flora yang dilindungi di tanah air. Perdagangan dan pemanfaatannya mendapat pengawasan ketat dari pemerintah.

Tinggi pohon dapat mencapai 35 m dengan panjang batang bebas cabang 5-20 m, diameter  60-80 cm, dan bahkan bisa mencapai 50 cm. Ulin umumnya tumbuh pada ketinggian 5 – 400 m di atas permukaan laut dengan medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran.

Ciri utama ulin adalah batangnya yang lurus dengan banir yang tumbuh tidak secara melingkar. Kulit pohonnya licin, berwarna kuning atau kelabu muda. Ulin yang sudah dipotong akan menghitam jika lama terendam air. Tekstur kayunya kasar, sangat keras sehingga sulit digergaji, dan baunya aromatis.

Pohon yang tak banyak cabangnya ini memperbanyak diri dengan buah dan biji. Ulin bisa tumbuh dengan baik di tanah yang mudah meresapkan air, biasanya pada tanah berpasir. Meskipun menyukai udara lembab, ulin bisa tumbuh di daerah kering. Hingga umur 3 tahun, ulin tak butuh banyak cahaya. Setelah itu, sedikit demi sedikit membutuhkan cahaya sampai penuh.

Keistimewaan kayu Ulin, selain kuat dan awet (termasuk dalam kelas kuat I dan kelas awet I) adalah tahan terhadap serangan rayap dan serangga penggerek. Kayu Ulin juga tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut. Karenanya jenis ini banyak digunakan untuk konstruksi jembatan, dermaga, bangunan yang terendam air, bantalan rel kereta api, perkapalan, dll. Ulin juga digunakan sebagai bahan sirap (atap) karena mudah dibelah. Namun, sebagai bahan baku furniture jarang dijumpai karena sifat kayunya yang sangat berat dan keras. Kayu Ulin dapat digergaji dan diserut dengan hasil baik, tetapi sangat cepat menumpulkan alat-alat karena kayunya sangat keras. Kayu Ulin dapat dibor dan dibubut dengan baik, tetapi sukar direkat dengan perekat sintetik dan harus dibor dahulu sebelum disekrup atau dipaku, karena cenderung untuk pecah dalam arah radial.

sumber http://www.pertani-kalimantan.com/artikel/flora-kayu-ulin-kayu-besi.html 

Mengenal Kayu Galam


Kayu Galam berasal dari pohon galam ( Melaleuca cajuputi ) yang tumbuh secara alami di hutan rawa hingga mencapai tinggi 40 m dan diameter sekitar 35 cm. Penyebarannya ada di Myanmar, Thailand, Malaysia, Indonesia, Papua New Guini dan Australia. Kayu galam sangat tahan terhadap tanah asam yang ada pada rawa.

Meski berdiameter kecil namun kayu galam sangat kuat, biasa dipergunakan orang sebagai cerucuk kacapuri, sebagai penyangga cetakan / mal pada pengecoran beton). Bisa juga sebagai bagian sementara pembuatan jembatan kecil, siring jalan, kayu bakar, tiang pancang kecil, tiang bangunan.

Kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisap nanah pada luka atau dibuat ekstrak untuk mengobati rasa lesu dan susah tidur. Apabila ditambah damar, kulit kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan penambal perahu. Daunnya dapat menghasilkan minyak kayu putih yang dapat digunakan sebagai obat gosok untuk mengobati rematik dan nyeri pada tulang. Buah dan bijinya dikenal sebagai merica bolong dipergunakan orang Jawa dan Bali sebagai bahan jamu untuk mengobati penyakit lambung.

Ada dua jenis galam yang dikenal oleh masyarakat, yaitu galam tembaga dan galam putih. Galam tembaga memiliki kulit kayu yang relatif tipis dengan warna kemerahan (seperti tembaga) sedangkan galam putih memiliki kulit kayu yang relatif tebal dengan warna keputihan. Galam tembaga biasanya tumbuh dilahan tepi sungai, sedangkan galam putih dilahan hutan bagian dalam jauh dari tepi sungai. Bila dimasukkan ke dalam air, kayu galam tembaga cenderung tenggelam, sedangkan kayu galam putih akan terapung.

Kayu galam biasanya diambil dari dalam hutan galam dengan cara menebangnya dengan kapak kemudian dipanggul ke tempat penumpukan. Selanjutnya diangkut dengan perahu jukung ke tempat pengumpulan yang terletak di tepi sungai. Kemudian dibawa lagi ke pangkalan kayu galam atau langsung dijual kepada para pembeli.

Dari segi kelestarian hutan galam, masyarakat khususnya penebang galam tidak khawatir akan kelanjutan hutan galam. Istemewanya kayu galam dapat tumbuh dengan sendirinya di hutan rawa. Dan, ditambah galam selama pertumbuhan tidak memerlukan pemeliharaan intensif. Perilaku para penabang galam juga mendukung kelestarian pohon galam antara lain. Mereka menebang galam sesuai kebutuhan dan tidak menebang galam setiap hari. Mereka meninggalkan anakan dalam setiap penebangan. Pohon galam yang ujungnya berdiameter lebih kecil dari 4 cm tidak boleh ditebang. Pohon yang berdiameter 30 cm ke atas tidak ditebang karena berat memanggulnya sehingga dijadikan sebagai pohon benih. Selain itu pohon galam yang masih berupa anakan dapat dipanen 3-5 tahun kemudian, sehingga kayu galam tidak perlu lama untuk rotasi pertumbuhannya.

Meski kelestarian hutan galam dari segi perilaku penebang dan rotasi tumbuh yang cepat tak perlu dikhawatirkan. Namun jika hutan galam, kelestariannya tidak diperhatikan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan pemerintah, yang dapat mengkonversi hutan galam menjadi kawasan perkebunan tertentu maka lama kelamaan galam akan habis. Sehingga hal ini harus tetap menjadi perhatian kita semua, khususnya pengakuan keberadaan hutan galam. 

sumber http://www.pertani-kalimantan.com/artikel/flora-kayu-galam.html